Jasa buzzer adalah fenomena menarik di era media sosial. Mereka mampu membentuk narasi besar, memengaruhi opini masyarakat, bahkan menentukan arah isu nasional. Namun, di balik kekuatan itu, muncul berbagai pertanyaan etis tentang kebenaran, integritas, dan dampak sosialnya.
Dalam banyak kasus, buzzer digunakan untuk menyebarkan informasi positif — seperti kampanye sosial atau promosi bisnis. Tapi tidak sedikit juga buzzer yang disewa untuk menyebar disinformasi atau menyerang pihak lain. Di sinilah garis etika menjadi kabur.
Masalah utama terletak pada transparansi. Publik sering kali tidak tahu mana konten organik dan mana yang hasil dari jasa buzzer berbayar. Akibatnya, kepercayaan terhadap media sosial menjadi berkurang. Oleh karena itu, banyak ahli komunikasi digital menilai bahwa penggunaan buzzer harus diatur dan dijalankan secara profesional.
Sebagian negara bahkan mulai mempertimbangkan regulasi untuk mengontrol aktivitas buzzer, terutama yang berhubungan dengan politik. Tujuannya bukan membatasi kebebasan berekspresi, melainkan menjaga ekosistem digital tetap sehat dan jujur.
Kesimpulannya, jasa buzzer bukanlah musuh publik. Mereka bisa menjadi alat yang berguna jika digunakan dengan benar. Tapi jika disalahgunakan, dampaknya bisa merusak demokrasi dan Jasa Komen kepercayaan sosial. Etika harus menjadi fondasi utama dalam setiap aktivitas buzzer profesional.